Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

↪MIMPI ADZAN (Menurut Tafsir Islam) BAG-II

Firasat Mimpi - Mimpi yang dianggap sebagai kembang tidur ternyata mempunyai beragam tafsir dan arti lho sobat. Percaya atau tidak, itu tergantung dari penilaian orang dan pribadi diri kita sendiri yakni orang yang mengalami mimpi tersebut.
Arti mimpi itu sendiri juga berbagai macam. Apa yang kita alami saat mimpi ternyata mempunyai arti-arti tersendiri yang menyimpan misteri. Kembali lagi pada diri kita untuk percaya atau tidak
Dreams are considered as a sleeping flower turned out to have a variety of tafseer and meaning lho buddy. Believe it or not, it depends on the judgment of the person and the person we are, the person experiencing the dream.
The meaning of the dream itself is also various. What we experience when the dream turns out to have its own meaning that holds the mystery. Back again to us to believe it or not
Mimpi sudah lama dipercaya membawa pesan-pesan mistis yang sanggup memberi haluan besar kepada manusia. Mimpi baik, mimpi buruk hanyalah satu dari triliunan takwil, tafsir, personifikasi makna arti dan refleksi dari realitas. Secara psikologi dan spiritual mimpi berguna untuk menautkan masa silam, hari ini dan esok nanti. Sebab, ketika seseorang bermimpi, sewaktu-waktu sukmanya dapat pergi dan putus dari raga. Tuhan tidak mungkin mentransplantasikan sesuatu yang mubazir dan sia-sia termasuk menciptakan mimpi.
Dreams have long been believed to bring mystical messages capable of giving man great direction. A good dream, a nightmare is only one of trillions of takwil, interpretation, personification of meaning and reflection of reality. Psychologically and spiritually useful dreams to link the past, today and tomorrow. Because, when a person dreams, at any time sukmanya can go and break from the body. God can not transplant anything wasteful and futile including creating dreams.
Sebagai suara nubuwwah di masa depan, mimpi terkadang mengarahkan jalan sejarah suatu bangsa. Mimpi termasuk wilayah pengalaman pribadi, ia merupakan fenomena universal dan memainkan peranan penting dalam pembentukan kebudayaan manusia. Hampir dapat dipastikan, semua orang pernah bermimpi. Sepanjang catatan sejarah manusia, mimpi dan penafsirannya telah mengilhami orang-orang suci dan para nabi, penyair serta raja-raja, maupun para filosof. Namun tidak semua mimpi adalah benar dan otentik.
As a nubuwwah voice in the future, dreams sometimes direct the course of a nation's history. Dreams include areas of personal experience, it is a universal phenomenon and plays an important role in the formation of human culture. Almost certainly, everyone ever dreamed. Throughout the records of human history, his dreams and interpretations have inspired the saints and prophets, poets and kings, as well as philosophers. But not all dreams are true and authentic.


BERIKUT TAFSIR / MAKNA / ARTI MIMPI ADZAN MENURUT TAFSIR ISLAM

[Kami diberitahu oleh Abu Bakar Muhammad ibn Abdullah ibn Quraisy dari al-Hasan ibn Sufyan dari Ishaq ibn Ibrahim ibn Makhlad al-Hanzhali dari Wahhab ibn Jarir dari bapaknya dari Muhammad ibn Ishaq dari Muhammad ibn Ibrahim ibnu al-Harts at-Taimi dari Muhammad ibn Abdullah ibn Zaid al-Anshari bahwa bapaknya berkata:] Saya datang menghadap Nabi saw dan menceritakan kepadanya apa yang telah saya lihat dalam mimpi dari bacaan adzan. Maka beliau bersabda, "Sesungguhnya mimpi ini ada-lah benar, maka bangkitlah dan sampaikan pada Bilal, karena sesungguhnya dia lebih bersuara nyaring dan merdu darimu." Dan ia melanjutkan:
Maka aku melakukannya, lalu datanglah Umar bin Khaththab ra setelah mendengar suara adzan yang dikumandangkan oleh Bilal sambil menarik ujung pakaiannya, dan dia berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah melihat mimpi seperti apa yang dimimpikan oleh Abdullah ibn Zaid." Beliau berkata, "Alhamdulillah, mimpi tersebut adalah lebih kuat."
[We were informed by Abu Bakr Muhammad ibn Abdullah ibn Quraish from al-Hasan ibn Sufyan from Ishaq ibn Ibrahim ibn Makhlad al-Hanzhali from Wahhab ibn Jarir from his father Muhammad ibn Ishaq from Muhammad ibn Ibrahim ibn al-Harts at-Taimi from Muhammad ibn Abdullah ibn Zaid al-Anshari that his father said:] I came to the Prophet and told him what I had seen in the dream of the recitation of the call to prayer. So he said, "Verily this dream is true, then arise and convey to Bilal, for verily he sounds more loud and sweet than you." And he goes on:
So I did it, then Umar ibn Khattab came to him after hearing the sound of the call to prayer by Bilal while pulling the edge of his clothes, and he said, "Messenger of Allah, I have seen what dreams dreamed of Abdullah ibn Zaid." He said, "Alhamdulillah, that dream is stronger."


[Abu bakar menceritakan kepada kami, dari al-Hasan ibn Sufyan dari Is'mail ibn 'Abid al-Harrani dari Muhammad ibn Salamah dari Muhammad ibn Ishaq dari Muhammad ibn Ibrahim dari Muhammad ibn Ibrahim ibn Abdullah dari Zaid al-Anshari bahwa bapaknya berkata:] Rasulullah saw bermaksud hendak meniup terompet dan memerintahkan untuk memukul lonceng sebagai cara memanggil shalat. Lalu aku tidur dan bermimpi melihat Abdullah ibn Zaid al-Anshari. Dia berkata: Aku telah melihat seorang lelaki yang memakai dua pakaian hijau sedang membawa lonceng. Maka aku berkata, "Wahai Abdullah, apakah kamu akan menjual lonceng itu?" Dia bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan dengan lonceng tersebut?" Aku menjawab, "Kami akan menyeru manusia untuk melakukan shalat." Dia berujar, "Bukankah aku telah menunjukkan kepadamu apa yang lebih baik (dari benda tersebut)?" Dan saya menjawab, "Tentu." Maka dia berkata, "Sebutkanlah Allahu Akabar\" Lalu dia mengajarkan lafal adzan kepadaku. Kemudian dia pergi sebentar lalu kembali lagi dan mengajarkanku lafal iqamah. Setelah bangun aku mendatangi Nabi saw dan menyampaikan mimpi itu, maka beliau bersabda, "Sesungguhnya saudaramu ini telah melihat sebuah mimpi, maka keluarlah bersama Bilal menuju mesjid dan sampaikan lafal adzan itu kepadanya dan hendaklah ia mengumandang-kannya, maka sesungguhnya ia telah mengumandangkan suara darimu." Kemudian aku keluar bersama Bilal dan menyampaikan bacaan itu kepadanya, maka Bilal menyeru dengannya. Maka Umar ibn Khathab mendengar seruan itu sehinggga dia keluar dan mendatangi Rasulullah saw  seraya berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku telah bermimpi seperti apa yang dia mimpikan."
[Abu Bakr tells us from al-Hasan ibn Sufyan from Is'mail ibn'Abid al-Harrani from Muhammad ibn Salama from Muhammad ibn Ishaq from Muhammad ibn Ibrahim from Muhammad ibn Ibrahim ibn Abdullah from Zaid al-Ansari that his father said: ] The Messenger of Allah intended to blow the trumpet and ordered to hit the bell as a way of calling prayer. Then I slept and dreamed of seeing Abdullah ibn Zaid al-Ansari. He said: I have seen a man wearing two green clothes carrying a bell. So I said, "O Abdullah, will you sell the bell?" He asked, "What are you going to do with the bell?" I replied, "We will call people to pray." He said, "Did I not show you what is better (of the thing)?" And I replied, "Sure." So he said, "Mention Allahu Akabar!" Then he taught the adhan to me. Then he left for a while then came back and taught me the iqamah pronunciation. Upon awakening I went to the Prophet and delivered the dream, so he said, "Surely your brother has seen a dream, then come with Bilal to the mosque and deliver the call to prayer to him and let him raise it, then he has uttered the voice of you . " Then I went out with Bilal and delivered the reading to him, so Bilal called him. So Umar ibn Khathab heard the call so he came out and went to the Messenger of Allah (may peace be upon him) saying, "O Messenger of Allah, I have dreamed what he dreamed of."


Syekh Abu Sa'ad mengatakan bahwa barangsiapa bermimpi mengumandangkan adzan dua kali-dua kali atau satu kali-satu kali, lalu mengumandangkan iqamah dan mengerjakan shalat fardhu, maka ia akan diberi rezeki naik haji dan umrah. Sebagaimana Allah berfirman, "Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji." (QS. al-Hajj: 27) Dan karena di Arafah adzan dan iqamah dikumandangkan sebanyak dua kali-dua kali, maka jika seseorang bermimpi mengumandangkan adzan di atas menara maka ia akan menjadi juru dakwah yang menyeru manusia kepada kebenaran dan di-harapkan dapat pergi haji.
Shaykh Abu Sa'ad said that whoever dreams of calling the adzan twice-twice or once-once, then echoes iqamah and performs fardhu prayer, then he will be given sustenance for hajj and umrah. As Allah says, "And cry unto men to work the Hajj." (Surah al-Hajj: 27) And because in Arafat adzan and iqamah are pronounced twice or twice, so if someone dreams of calling the call to prayer on a tower then he will be a missionary calling people to the truth and expected to go Hajj.


CATATAN / NOTE
Sebahagian dari mimpi yang kita alami mungkin adalah mainan tidur (gangguan syaitan). Bergantung kepada waktu kita tidur dan kebiasaanya mimpi yang benar selalu berlaku apabila keadaan kita tidur dengan nyenyak terutama 1 jam selepas lena tidur sehingga sebelum waktu subuh. Setiap perkara yang berlaku, berserahlah kepada Qada dan Qadar kerana Allah SWT lah yang maha mengetahui.
Some of our dreams may be sleeping toys (satanic disorders). Depending on the time we sleep and the habit of true dreams is always true if we sleep soundly, especially 1 hour after the surrender of sleep so before dawn. Every applicable matter, surrender to Qada and Qadar for Allah Almighty is the all-knowing.

ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Memuat...

Demikian pembahasan tentang ↪MIMPI ADZAN (Menurut Tafsir Islam) BAG-II. Semoga saja dapat menjawab rasa penasaran Anda. Tak lupa kami ucapkan terima kasih untuk Anda semuanya yang mau menyempatkan waktu mampir di situs Firasat Mimpi. Salam hangat dari kami dan sampai ketemu di artikel selanjutnya.

Post a Comment for "↪MIMPI ADZAN (Menurut Tafsir Islam) BAG-II"